ASAL MULA
AYAM WALIK (MANOEK BALEK)
Oleh : Marda Ridhovin
Selamat
berjumpa kembali sobat, pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sebuah
dongen asal muasal manoek balek (ayam
balik / ayam walik) sebagi hiburan atau sebagai rasa untuk melepaskan suntuk
saya di kantor karena sedang sepi tidak ada pengunjung, cerita ini bukanlah
kenyataan tapi hanyalah hayalan semata dari saya. Bagai mana ceritanya??? Simak
saja di bawah ini.
Dahulu
kala di sebuah pegunungan lhee sagoe (tiga
segi) tepatnya dihutan rimba yang sangat luas dan lebat hutannya di wilayah
Aceh, disana terdapat sebuah pedesaan yang dinamakan dengan desa angen-angenan (angin-anginan), desa tersebut
diberi nama demikian karena sering terjadinya angin badai yang selalu melanda
desa itu. Di desa angen-angenan hidup sekelompok binatang yang bernama ayam
dengan status bisa dimakan.
Sekelompok
ayam didesa itu hidup dengan sangat rukun dan selalu berdampingan alias saling
ketergantungan satu samalainnya, sekelompok ayam tersebut dipimpin oleh seekor
ayam jantan yang sangat bijaksana dan selalu melindungi kelompoknya, dia juga
disegani oleh ayam-ayam lain. Mereka setiap hari semua bekerja mencari rezeki
makan dan minum dan juga kebutuhan sehari-hari mereka, tetapi didalam kedamaian
dan ketentraman hidup, mereka selalu mendapat tekanan dari beberapa ekor musang
yang tidak lain tidak bukan adalah musuh mereka.
Setiap
kali ada ayam-ayam yang bertelur setelah menetas para musang datang untuk meminta
salah satu anak ayam yang akan dijadikan santapan lezat para musang setelah
anak ayam itu berusia satu bulan. Ketika itu, induk ayam dari anak ayam yang
dipilih oleh musang cuma memiliki seekor anak yang menetas dari 7 butir telur
yang dia eram, musibah itu dia alami karena terjadinya gempa yang dahsyat
sehingga mengakibatkan dari 6 butir telurnya tidak dapat menetas lagi.
Induk
ayam tersebut memberikan perlawanan terhadap musang yang mendatangi dia, dia
tidak ingin anaknya untuk dijadikan korban kelaparan mereka karena dia cuma
memiliki seekor anak, namun para musang tidak perduli dan terus meminta anaknya
untuk dijadikan santapan, tidak hanya perlawanan mulut yang mereka lakukan,
induk ayam yang berusaha mencegah agar anaknya tidak diambil oleh para musang juga
berusaha menghajar musang-musang itu, tapi sayang perlawanannya berbuahkan
sia-sia karena induk ayam itu tidak dapat mengalahkan para musang, karena
merasal kesal dengan ulah ayam itu musang mengancam jika induk ayam itu tidak
mau memberikan anaknya mereka akan memakan keduanya dan yang pertama kali akan
dimakan adalah anaknya sebagai menu pembuka agar induk ayam tersebut menjadi
menderita saat melihat anaknya disantap para musang, setelah anaknya dimakan
barulah dia induknya dijadikan sebagai menu penutup oleh para musang itu.
Akhirnya
induk ayam tersebut punya cara untuk menyelamatkan anak dan dirinya dari
ganasnya para musang, ketika itu dia meminta pada para musang untuk membesarkan
anaknya sampai dewasa karena dia cuma memiliki seekor anak ayam jantan dan
ingin merawat sibuah hatinya yang masih kecil, setelah dewasa dia akan
merelakan anaknya untuk dijadikan santapan mereka, merasa takut di tipu oleh
induk ayam itu, para musang mengancam akan menyantap seluruh ayam-ayam yang ada
didesa angen-angenan itu jika induk ayam itu berbohong pada mereka. Karena
dirinya dan anaknya sudah merasa aman untuk sementara waktu, induk ayam
tersebut berjanji kepada para musang untuk meyakinkan mereka kalau dia tidak
akan berbohong.
Lalu
para musang pergi begitu saja meninggalkan induk ayam dan anaknya itu, merasa
kebingungan akhirnya induk ayam itupun pergi jauh membawa anaknya agar mereka
tidak diketahui lagi keberadaannya oleh para musang. Pemimpin ayam yang saat
itu merasa kehilangan seekor warganya mengerahkan seluruh masyarakat desa
angen-angenan untuk mencari seekor ayam yang menghilang itu termasuk dirinya
juga ikut mencari. Sekian lama mereka sudah mencari sampai berhari-hari tapi
induk ayam itu tidak ditemukan, akhirnya pemimpin mereka memberi keputusan
bahwa dia sudah dinyatakan tamat oleh binatang buas lainnya.
Setelah
beberapa lama waktunya hingga anak ayam itu tumbuh menjadi dewasa sudah menjadi
ayam jantan yang sangat perkasa, induk ayam itu teringat akan janjinya kalau
dia berbohong kepada para musang itu maka meraka akan melenyapkan semua
ayam-ayam di desa angen-angenan, lalu induk ayam dan anaknya kembali kembali
kedesa dimana tempat dia menetaskan anaknya dulu, begitu dia kembali semua
ayam-ayam itu mengerumuninya dan bertanya kabarnya serta hilang kemana dia
dulu, ketika itu induk ayam tersebut bercerita tentang semua apa yang
dialaminya sampai akhirnya dia kembali kesitu.
Lalu
induk ayam tersebut dan anaknya dihadapkan kepada pemimpin mereka dan
menceritakan hal yang sama seperti apa yang dia alami, akhirnya pemimpin mereka
memutuskan untuk menggantikan dirinya dengan anak ayam jantan itu sebagai
santapan para musang sebagai bukti bahwa dia adalah pemimpin yang selalu
melindungi rakyatnya, sebelum dia berhadapan dengan para musang itu dia memberi
wasiat kepada seluruh masyarakat didesa itu apabila para musang mau menerimanya
sebagai pengganti si ayam jantan itu maka anak ayam jantan itu akan menjadi
pemimpin mereka karena dia melihat ayam jantan itu memiliki jiwa pemimpin sama
seperti pemimpin mereka yang saat ini.
Tiga
hari setelah itu, lalu para musang datang menagih janji induk ayam dulu untuk
mengambil anaknya, ayam betinapun menyetujuinya dengan syarat dia ingin
menghadap kepada para pemimpinnya terlebih dahulu, sebagai laporan anaknya akan
dibawa para musang untuk dimakan. Para musang setuju dan mengantarnya kepada
pemimpin ayam-ayam itu, lalu disanalah pemimpin ayam ini melakukan negosiasi
dengan para musang untuk membebaskan ayam jantan itu dari perjanjiannya dengan
induknya tempo dulu, dia akan menggantikan ayam jantan itu untuk dimakan oleh
para musang, lalu dibawanya pemimpin ayam ini kedalam hutan oleh musang-musang
yang kelaparan ini dan ayam jantan itupun sudah menerima wasiaat dari pemimpin
mereka.
Setibanya
di hutan, para musang langsung menerkam leher korbannya dan akhirnya dia
langsung terjatuh dan bersimbah darah karena gigitan musang dilehernya, tak
lama kemudian setelah pemimpin ayam ini habis dimakan oleh parang musang
kembali angin kencang melanda desa angen-angenan, ayam jantan yang baru saja menggantikan
pemimpin mereka sebelumnya berusaha mengerahkan seluruh ayam-ayam lainnya untuk
menyelamatkan diri, semua ayam-ayam itu berlari ke gua kecil tempat
persembunyian mereka sedangkan ayam jantan ini pemimpin baru mereka setelah
sibuk menyelamatkan rakyatnya untuk bersembunyi, dia tidak tahu harus
bersembunyi dimana karena dia baru mengenal tempat itu, sedangkan ibunya sudah
lebih dulu berlari untuk menyelamatkan diri karena anaknya yang minta.
Disaat
ayam jantan ini berlari berusaha mencari perlindungan lalu dia diterbangkan
oleh angin kencang hingga kepalanya tersangkut di pohon kecil yang bercabang,
dan angin terus berhembus dari arah belakang ayam jantan itu sehingga membuat
bulu-bulunya yang indah menjadi berdiri dan bebalik arah. Begitu anginnya
berhenti bulu-bulunya tidak bisa kembali lagi seperti semula, hingga akhirnya
di berkeluarga dan memiliki beberapa keturunan yang bulunya terbalik seperti
ayahnya (pemimpin ayam itu), dari situlah manoek
balek (ayam balik / ayam walik) ini terus berkembang hingga
kepelosok-pelosok desa dan dibudidayakan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar